Kutipan Felix K. Nesi - Orang-orang Oetimu


Di sini hanya berisi kutipan. Secuil dari seluruh isi buku. Jangan mudah silau oleh kutipan. Selami bukunya dan pahami sendiri makna tiap kalimatnya. Semoga kutipan dalam buku ini bisa memotivasi pembaca untuk membaca sendiri isi buku yang disajikan di sini. 
Selamat membaca.
️☺️☺️


Bangsa ini didikte oleh bangsa lain. Menggunakan logika sains yang terkenal sangat tersohor itu. Dibantu oleh penelitian-penelitian yang dianggap ilmiah. Bangsa-bangsa kita, meninggalkan kebiasaan-kebiasaan nenek-moyangnya. Yang dulunya menjadikan singkong dan jagung sebagai makanan pokok, diubah menjadi beras. Semua itu berubah, karena penelitian. Nasi lebih bernilai singkong dan jagung.

Tentang silvy yang sangat cantik dan cerdas. Bahkan ia dianggap tidak cocok dengan sekolahnya. Ia hanya akan merusak. Kecerdasannya tinggi. Kecerdasannya itu dianggap sebagai pengancam. Kebiasaanya membaca, membuat kecerdasannya berada di atas rata-rata. Banyak hal yang disampaikan oleh gurunya, dibantah oleh Silvy. Bahwa tidak demikian kebenarannya. Silvy membangkan pada apapun yang disampaikan oleh gurunya, yang ia anggap tidak benar.

"Memanglah tidak ada tentara yang tidak bodoh, sebab mereka enggan membaca dan suka membakar buku-buku..."
--137

"Di dunia yang fana ini, uang bisa membeli kebahagiaan, kalau kau tahu cara menggunakannya,"
--137

"Kita mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan gelar sarjana, lalu menggunakan gelar sarjana itu untuk kembali menemukan uang. Betapa bodohnya kita."
--139

-----------------------------------

sejarah, budaya, adat-istiadat dan lain sebagainya dari buku ini, sangat mudah untuk diakses. Berbeda dengan buku-buku yang disuguhkan oleh guru-guru saat aku masih duduk di bangku sekolah. Penyusunannya berbeda, tidak kaku dan ribet.

Penulis menyajikan plot-plot yang cukup menegangkan. Tentang orang-orang yang membangkang, mereka dendam yang sangat dalam. Dendamnya harus dibayar tuntas.

Saya kagum pada penulis kepiawaian menyajikan tokoh-tokoh yang bernama Silvy. Imagiku mudah menggambarkan sosok Silvy yang sangat cerdas. Kecerdasannya ia pupuk sendiri dari kebiasaan membaca buku.

Seorang profesor datang sendiri untuk mengecek kecerdasan Silvy. Tak tanggung-tanggung, si profesor langsung menyatakan bahwa Silvy tak layak ditempatkan di sekolahan. Silvy mengganggu para guru dan para murid di sekolahnya.

Silvy bahkan menentang hal-hal yang disampaikan oleh gurunya. Ia menentang hal yang tidak sesuai dengan yang ia ketahui. Pengetahuan yang ia peroleh dari buku, tidak sama dengan apa yang disampaikan oleh gurunya.

Posting Komentar

0 Komentar