Di sini hanya berisi kutipan. Secuil dari seluruh isi buku. Jangan mudah silau oleh kutipan. Selami bukunya dan pahami sendiri makna tiap kalimatnya. Semoga kutipan dalam buku ini bisa memotivasi pembaca untuk membaca sendiri isi buku yang disajikan di sini.
Selamat membaca.
☺️☺️☺️
Kabut gelap feminitas dan maskulinitas masih mengerubuni cakrawala masyarakat industri. Identifikasi alat-alat, tindakan-tindakan, waktu dan ruang mengenai gender, acapkali disamakan dengan hal-hal yang melekat pada diri manusia. Padahal gender tidak sesederhana itu. Gender memiliki entitas tersendiri yang melekat pada hal-hal diluar dari diri manusia.
Matinya Gender dirayakan oleh kapitalis-kapitalis di kapal pesiarnya. Mereka bersulang atas matinya gender yang berimplikasi pada pertumbuhan ekonomi. "...seluruh pertumbuhan ekonomi mengakibatkan pengeroposan gender kedaerahan dan pembangunan ekonomi itu sendiri berlangsung berkat eksploitasi sosial ekonomis." (Halaman:5)
Sebuah komunitas yang memiliki sedikit persediaan tenaga kerja ketimbang lapangan pekerjaan, akan membuat kapitalis bersaing dalam memperebutkan tenaga kerja tersebut. Sebaliknya, sebuah komunitas yang memiliki banyak persediaan tenaga kerja ketimbang lapangan pekerjaan, akan membuat pemilik tenaga kerja atau calon pekerja bersaing dalam memperebutkan lapangan pekerjaan.
Saat ketersediaan tenaga kerja lebih banyak ketimbang ketersediaan lapangan pekerjaan, upah dapat ditekan oleh kapitalis.
Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin (seksisme), akan membatasi ketersediaan tenaga kerja. Pandangan primitif mengenai 'Kerja' yang hanya bisa diakses oleh laki-laki, menjadi musuh utama kapitalis, sebab hal tersebut membatasi ketersediaan tenaga kerja. Terlibatnya perempuan dalam pasar tenaga kerja, membuat bertambahnya ketersediaan tenaga kerja yang menguntungkan kapitalis.
Maka dari itu matinya gender disambut hangat oleh kapitalis demi pertumbuhan ekonomi yang semakin menjadi-jadi.
Posting Komentar
0 Komentar